Adapunperbedaan antara akhlak dan tasawuf. Secara definisi akhlak adalah suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang yang biasanya orang tersebut melakukan perbuatan tersebut dengan baik atau yang disebut akhlak terpuji, tetapi ada juga orang yang melakukan perbuatan buruk sehingga disebut akhlak tercela. Akhlak sendiri berasal dari bahasa
Ibnu Maskawaih mengidentikkan antara akhlak dan karekter, keduanya adalah merupakan keadaan jiwa, demikian juga Imam Ghazali mengibaratkan akhlak sebagai gerak jiwa seseorang serta gambaran batinnya. Dari kedua pengertian yang diberikan oleh kedua pakar ilmu akhlak ini bahwa akhlak sebagai suatu aktifitas yang muncul dari dorongan jiwa dan gerak batin seseorang sehingga baik dan buruk karakter, kepribadian, sikap dan tingkah laku seseorang yang telah menjadi tabiat sehari-hari yang dikerjakan dengan kesadaran dan tanpa pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu berkait erat dengan jiwa dan batin seseorang, sehingga jelaslah bahwa akhlak merupakan bagian penting didalam ajaran agama, karena itu wajar kalau justru fungsi keseluruhan Nabi pembawa agama adalah untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana peringatan beliau Sesungguhnya Allah mengutus saya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan memperbaiki perbuatan yang baik.[1] Karena keduanya akhlak dan agama Islam keduanya membahas dan mengupayakan bagaimana jiwa seseorang menjadi baik dan sempurna dengan membuahkan suatu pola piker, sikap dan tingkah laku shaleh, dengan keharmonisan dan keselarasan yang sempurna tanpa adanya kamoplase penipuan, kemunafikan disharmonisasinya antara batin dan jiwa, dengan prilaku, misalnya hatinya baik perilakunya jelek, atau sebaliknya perilakunya baik tetapi keluar dari jiwa dan niatan batin yang jelek, baik karena kebodohan maupun karena kejelekan jiwa. Sehingga akhlak terkait erat dengan keimanan yang sama-sama berpangkal didalam hati seseorang bahkan menurut Nabi Muhammad orang yang terbaik keimanannya adalah orang yang baik akhlaknya ketinggian budi pekerti yang muncul dari gerakan jiwa yang suci. Seperti pernyataan Nabi Sempurna-sempurnanya iman seorang mukmin adalah yang terbaik akhlaknya.HR. Tirmidzi. [2] Dalam bahasa agama Islam kata yang orang menyebut budi pekerti , perilaku, karakter dll, itu didalam islam diambil dari bahasa arab Yang kesemuanya berarti menciptakan, pencipta, ciptaan dan akhlak perilaku untuk mencipta atau buah dari ciptaan. Sehingga dalam islalm yang disebut dengan akhlak tidak hanya mempunyai sasaran antara manusia dengan manusia, tetapi yang dimaksud akhlak mempunyai sasaran yang sangat luas, akhlak antara manusia dengan manusia, manusia dengan Al-Khaliq dan manusia dengan sesama makhluk selain manusia, termasuk binatang, tumbuhan dan lingkungannya. B. Arti dan Pengertian Tasawuf Tasawuf sufi adalah suatu kata istilah atau nama yang muncul jauh dari masa Nabi 2 abad setelah Nabi, yang pertama kali dimunculkan oleh seorang zahid Abu Hasyim Al-Kufi wafat 150 H, [3] untuk suatu kelompok orang Islam yang mengkonsentrasikan dirinya pada kehidupan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dengan berbagai cara dan upaya. Kata tasawuf berasal dari kata shuffah, yang menurut etimologi dengan pendekatan historis berasal dari kata ahli. Shuffah ialah orang-orang yang ikut pindah atau hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah, dan karena hartanya ditinggalkan, mereka berada dalam kehidupan miskin dan tak mempunyai apa-apa.[4] Mereka tinggal di masjid Nabi dengan selalu memakai pelana kuda " suffah " sebagai bantalnya sehingga disebut " Ahli Shuffah " adalah kelompok kaum muslimin yang miskin tetapi mereka berhati mulia, tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati baik dan mulia, itulah
PerbedaanAkhlak, Etika dan Moral. Dalam dokumen Akhlak Perspektif Pemikiran Tasawuf Syeikh Abdurrauf As-Singkili (Halaman 38-45) Etika dan moral, 41 sering disamakan dengan pengertian akhlak, demikian pula dengan ilmu akhlak dan Ethics. Juga ada yang berpandangan bahwa akhlak adalah Etika Islam.
MAKALAH AKHLAK, MORAL, ETIKA, DAN KESUSILAAN Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf Pengampu Komarudin, Di susun oleh Romi Alfariz 1501046036 Muhammad Naufal Afif 1501046069 PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN Pemahaman yang salah, dapat membuat orang satu dengan orang yang lain menjadikan suatu masalah kecil menjadi masalah yang besar. Kita pasti sudah mengetahui dalam kehidupan sehari-hari. Pada makalah ini, kami berusaha menguraikan masalah serupa yaitu antara akhlak, etika, moral dan susila yang hingga saat ini masih ada kesan seolah-olah istilah akhlak sama dengan etika, moral dan susila. Selain itu dalam makalah ini perlu juga dilihat secara jelas hubungan antara keempat istilah tersebut. 2. Rumusan Masalah Apa pengertian dari akhlak, etika, moral dan susila ? Apa persamaan dan perbedaan dari akhlak, etika, moral dan susila ? Apa hubungan antara ke empatnya ? BAB II PEMBAHASAN a. Akhlak Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufrodnya khulqun yang menurut logat diartikan budi pekerti. Sedangkan secara istilah akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu dengan pribadi seseorang dalam kehidupannya sehingga sulit untuk dipisahkan. Karena kehendak dan tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapat mewujudkan kehendak dan tindakannya itu dengan mudah, tidak memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu, tidak salah apabila akhlak sering diterjemahkan dengan kepribadian lantaran kehendak dan tindakannya itu sudah menjadi bagian dari kepribadiannya. Sebagai salah satu contoh seseorang tidak bisa dikatakan sebagai berakhlak dermawan, apabila dalam menyerahkan hartanya hanya dimotivasi oleh kebutuhan yang mendadak bukan oleh keadaan yang sudah menancap dan melekat di dalam jiwanya. Demikian juga orang yang dalam melakukan perbuatan dengan terpaksa maka perbuatannya itu tidak bisa dikatakan sebagai akhlak. b. Etika Secara Bahasa, dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak moral. Dari kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku. Sedangkan secara istilah, etika adalah suatu ilmu yang membahas perbuatan manusia yang bersumber dari pikiran atau filsafat sebagai penilai, penentu dan penetap yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya yang bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai tuntunan zaman. Dengan demikian, etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan anthropocentris, yakni berdasar pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Sebagai Contoh ketika masuk kerumah orang lain, harus mengetuk pintu rumah dan memberikan salam. c. Moral Dari segi bahasa, moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Menurut istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Sebagai contoh dari moral adalah kalau kita menemukan tas yang berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang yang terdapat dalam tas tersebut. Seandainya kita memiliki moral yang baik maka kita akan memberikan tas itu kepada pemiliknya atau kalau tidak pada yang berwajib. d. Susila Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Kata tersebut berasal dari bahasa sansekerta , yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berlakuan buruk, contohnya para pelaku zina pelacur sering diberi gelar sebagai tuna asusila. Selanjutnya kata susila dapat berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkaan keadaan dimana orang selalu menerapkaan nilai-nilai yang di pandang baik. Setelah mengetahui beberapa Pengertian antara Akhlak, Etika, Moral dan Susila dapat kita tarik persamaan dan perbedaan yaitu Persamaan Perbedaan Akhlak Akhlak sebagai objek yang dikaji Sumber dari Al Qur’an & Hadits Etika Menentukan hukum/ nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Mengkaji Tentang Akhlak Prinsip atau aturan hidup manusia Akal pikiran sebagai pertimbangan Bersifat teoritis Umum Menyatakan Ukuran Moral Bersifat praktis Adat kebiasaan umum masyarakat sebagai pertimbangan Menjelaskan Ukuran Alat penjaga dharma ajaran agama Susila 2. Hubungan Antara Akhlak, Etika, Moral dan Susila Dilihat dari fungsi perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak , etika, moral, dan susila sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriyah. Perbedaan antara etika, moral dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu aadalah Al Quran dan Al Hadits. Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, Jika etika lebih banyak pada sifat dan kawasan pembahasanya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal atau idividual. Etika menjelaskan baik buruknya, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan. Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasal dari produk rasi dan budaya masyarakat yang scara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan Al Quran dan Hadits. Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari Tuhan. BAB III PENUTUP Berdasarkan uraian makalah di atas kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa antara akhlak islam yang bersumber pada wahyu dapat menerima atau mengakui peranan yang dimainkan oleh etika, moral dan susila, yaitu sebagai sarana atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan Al Qur’an dan Hadits tersebut. Demikian makalah yang dapat kami susun, apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penyampaian saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Nata, Dr. H. RAJAGRAFINDO PERSADA Nasiruddin, Media Group Drs. Zahruddin AR, M, Studi Raja Grafindo Persada
musimcuti sekolah, penerapan etika moral dan akhlak dalam kehidupan, pendidikan agama islam 1 makalah tentang akhlak, 5 contoh akhlak yang baik agama sebagai moral akhlak mulia dalam kehidupan, peranan tasawuf dalam kehidupan modern, faktor persekitaran sosial dan hubungannya dengan, isu isu masalah disiplin pelajar pendekatan danPerbedaan Akhlak Dan Tasawuf – Akhlak dan Tasawuf memiliki perbedaan yang mendasar. Mereka berdua berfungsi untuk membantu manusia menjadi lebih baik, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia. Ini mencakup bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak menuntut manusia untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral. Tasawuf, di sisi lain, adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan. Ini mencakup introspeksi dan pengembangan batin. Tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia. Akhlak membantu kita menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggung jawab, sementara tasawuf membantu kita meningkatkan ketenangan dan kebahagiaan melalui hubungan dengan Tuhan. Karena perbedaannya, akhlak dan tasawuf dapat membantu manusia dalam cara yang berbeda. Akhlak membantu kita menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain, sementara tasawuf membantu kita menemukan ketenangan dan kebahagiaan melalui hubungan dengan Tuhan. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah bahwa akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak juga berfokus pada bagaimana kita menangani masalah dan konflik, sementara tasawuf berfokus pada introspeksi dan pengembangan batin. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf memiliki perbedaan yang mendasar. Mereka berdua memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak berfokus pada perilaku moral dan etika manusia, sementara tasawuf berfokus pada hubungan antara manusia dan Tuhan. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan 1. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan 2. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang 3. Tasawuf adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan, termasuk introspeksi dan pengembangan 4. Tujuan dari akhlak adalah untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan 5. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang 6. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf 1. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak dan tasawuf adalah dua istilah yang sering digunakan dalam agama dan filsafat. Akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Kedua konsep ini berbeda dan keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak adalah karakter atau prinsip moral yang ditemukan di dalam agama atau filsafat. Akhlak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, dan mencakup norma-norma sosial dan etika yang dipelajari, diterapkan, dan dipraktekkan. Akhlak menekankan menjaga perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang positif dan sopan. Tasawuf adalah cabang dari ilmu spiritual dan filsafat agama yang berfokus pada hubungan antara manusia dengan Tuhan. Istilah ini dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai aspek spiritual, termasuk pengalaman spiritual, pencarian akan kebenaran, dan komitmen yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan spiritual. Tasawuf memfokuskan pada pengembangan kebajikan, pemahaman akan kebenaran, dan kesadaran spiritual yang dapat membantu orang mencapai kejelasan spiritual. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf adalah konsep yang berbeda, dengan tujuan yang berbeda. Akhlak berfokus pada bagaimana orang berperilaku di depan orang lain dan bagaimana menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak menekankan menjaga perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan tasawuf menekankan pada pengembangan kebajikan, pemahaman akan kebenaran, dan kesadaran spiritual yang dapat membantu orang mencapai kejelasan spiritual. 2. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan tingkah laku dan perilaku manusia. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak menekankan perilaku manusia yang baik dan bermoral, yang memberikan contoh bagi orang lain untuk diikuti. Akhlak juga menekankan pada penghormatan pada orang lain dan menghindari tindakan yang tidak adil, tidak hormat, dan tidak menghormati. Akhlak menekankan penggunaan bahasa yang baik, menghormati hak asasi manusia, dan menghindari tindakan yang dapat menyebabkan kekerasan atau kecaman. Tasawuf, atau juga dikenal sebagai Sufisme, adalah sebuah aliran spiritual Islam yang berfokus pada aspek spiritual dan rohani dari kehidupan manusia. Tasawuf menekankan pada keintiman dengan Tuhan dan pembentukan hubungan antara manusia dan Tuhan. Tasawuf juga menekankan pada peningkatan spiritual dan perkembangan manusia, dengan berfokus pada pengalaman spiritual dan rohani. Dalam tasawuf, orang-orang berusaha untuk mencapai keintiman dengan Tuhan melalui berbagai cara, termasuk meditasi, doa, dan pengalaman spiritual lainnya. Tasawuf juga menekankan pada pengalaman spiritual yang berbeda-beda, tergantung pada tradisi dan ajaran masing-masing. Kesimpulannya, Akhlak menekankan pada perilaku moral dan etika manusia, sementara Tasawuf menekankan pada pengalaman spiritual dan rohani. Akhlak menekankan pada penghormatan pada orang lain dan menghindari tindakan yang tidak adil, tidak hormat, dan tidak menghormati, sementara Tasawuf menekankan pada keintiman dengan Tuhan dan pembentukan hubungan antara manusia dan Tuhan. Kedua aliran ini berbeda satu sama lain, tetapi bisa berjalan bersama untuk membentuk perilaku manusia yang baik dan bermoral. 3. Tasawuf adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan, termasuk introspeksi dan pengembangan batin. Tasawuf merupakan suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan. Hal ini termasuk introspeksi dan pengembangan batin. Tasawuf adalah bentuk praktik spiritual yang cukup luas yang telah dikembangkan selama berabad-abad. Ini adalah salah satu dari cabang-cabang utama agama Islam. Akhlak adalah suatu bentuk moralitas atau etika yang memandu perilaku manusia. Hal ini berfokus pada perilaku yang layak dan etika yang tepat. Hal ini berfokus pada bagaimana orang menghormati satu sama lain dan bagaimana orang menjaga sikap yang saling menghormati. Akhlak juga mencakup bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Perbedaan utama antara akhlak dan tasawuf adalah bahwa tasawuf lebih berfokus pada pengembangan batin dan hubungan antara manusia dan Tuhan, sedangkan akhlak lebih berfokus pada perilaku dan etika sosial dan bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Tasawuf berfokus pada pengembangan batin melalui pengalaman spiritual dan berfokus pada hubungan antara manusia dan Tuhan. Tasawuf adalah praktik spiritual yang cukup luas yang telah dikembangkan selama berabad-abad. Ini termasuk meditasi, pengamalan kebaikan, dan juga mencakup aspek-aspek seperti pengorbanan, pengampunan, dan pemahaman. Akhlak adalah suatu bentuk moralitas yang memandu perilaku manusia. Hal ini berfokus pada perilaku yang layak dan etika yang tepat. Hal ini juga berfokus pada bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Akhlak adalah sebuah sistem yang mengatur bagaimana orang harus bersikap dan bertindak di hadapan orang lain. Kedua bentuk praktik spiritual ini memiliki tujuan yang berbeda. Tasawuf adalah bentuk praktik spiritual yang lebih berfokus pada pengembangan batin dan hubungan antara manusia dan Tuhan, sedangkan akhlak lebih berfokus pada perilaku dan etika sosial dan bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Namun, keduanya berkontribusi untuk membentuk orang menjadi lebih baik. 4. Tujuan dari akhlak adalah untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Akhlak dan Tasawuf adalah dua cabang yang berbeda dari upaya manusia untuk memahami dan mengejar kebahagiaan. Keduanya berbeda satu sama lain dalam tujuan, cara, dan pandangan mereka tentang kebahagiaan. Akhlak menekankan pada moral dan etika serta tujuan untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan Tasawuf menekankan pada hubungan spiritual dengan Tuhan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Tujuan utama dari akhlak adalah untuk menyempurnakan karakter dan melatih diri untuk bertindak dengan cara yang benar dan baik. Akhlak menekankan pada konsep etika dan moral. Etika menekankan pada perilaku yang benar dan bertanggung jawab, sementara moral menekankan pada konsep nilai-nilai abadi seperti kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Akhlak juga menekankan pada bagaimana seseorang dapat menjadi lebih baik dan mengembangkan karakternya melalui pembelajaran dan praktik. Akhlak adalah cara untuk menjadi orang yang bermoral dan bertanggung jawab yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan utama dari tasawuf adalah untuk membangun hubungan yang kuat antara manusia dan Tuhan. Tasawuf menekankan pada spiritualitas dan iman, dan tujuannya adalah untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang spiritualitas melalui meditasi dan pengamatan. Tasawuf juga menekankan pada konsep bahwa Tuhan adalah sumber dari semua kebahagiaan dan ketenangan. Melalui tasawuf, seseorang dapat menjadi lebih sadar tentang hubungannya dengan Tuhan dan mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan spiritual dengan Tuhan. Kesimpulannya, Akhlak dan Tasawuf adalah dua cabang yang berbeda dari upaya manusia untuk memahami dan mengejar kebahagiaan. Akhlak menekankan pada moral dan etika serta tujuan untuk menjadi baik dan bermoral, sedangkan Tasawuf menekankan pada hubungan spiritual dengan Tuhan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Akhlak mengajarkan prinsip etika dan moral untuk bertindak dengan cara yang benar dan bertanggung jawab, sedangkan Tasawuf mengajarkan tentang hubungan spiritual dengan Tuhan dan cara untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang spiritualitas dan kebahagiaan. 5. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak dan Tasawuf merupakan dua bidang yang berbeda dari ilmu keagamaan. Meskipun tujuan mereka berbeda, keduanya memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak adalah suatu disiplin yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia. Akhlak mengajarkan manusia untuk menjadi baik dan bermoral. Akhlak juga mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, toleransi, dan kesetaraan. Akhlak juga membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan Tasawuf adalah disiplin yang mempelajari hubungan manusia dengan Tuhan. Ini berfokus pada pengembangan dalam spiritualitas dan keintiman dengan Tuhan. Tujuan dari tasawuf adalah untuk membantu manusia mencapai pengalaman spiritual yang lebih dalam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf mengajarkan manusia untuk meningkatkan kesadaran spiritual mereka, yang bertujuan untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki tujuan yang berbeda namun memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak bertujuan untuk membantu manusia menjadi lebih bermoral dan berkelakuan baik. Akhlak juga membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan tasawuf bertujuan untuk membantu manusia mencapai pengalaman spiritual yang lebih dalam dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka. Tasawuf juga bertujuan untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian. Keduanya saling melengkapi dan membantu manusia dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Akhlak membantu manusia untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia dan membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan tasawuf membantu manusia dalam mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian melalui pengalaman spiritual yang lebih dalam. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf memiliki tujuan yang berbeda namun memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak membantu manusia untuk menjadi lebih bermoral dan berkelakuan baik, sementara tasawuf membantu manusia dalam mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian melalui pengalaman spiritual yang lebih dalam. Keduanya saling melengkapi dan membantu manusia dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. 6. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Akhlak dan Tasawuf adalah dua aspek penting dalam agama yang berbeda, tetapi saling berhubungan. Akhlak merupakan kumpulan nilai dan norma sosial yang mengatur perilaku manusia sehari-hari, sedangkan Tasawuf adalah sebuah ajaran spiritual yang berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Kedua aspek ini sangat berkorelasi, karena mereka berfokus pada keberagaman aspek spiritual dan moralitas manusia. Akhlak adalah kumpulan nilai dan norma sosial yang menentukan bagaimana kita harus berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diatur oleh pemahaman akan nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat dan berbeda-beda antara masyarakat satu dengan yang lain. Akhlak berfokus pada bagaimana kita harus berinteraksi dengan orang lain, memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghormati serta mempertahankan integritas dan kejujuran. Akhlak juga berfokus pada bagaimana kita harus menghargai hak asasi manusia dan berusaha untuk mengikuti prinsip-prinsip moral yang berlaku di seluruh dunia. Tasawuf adalah sebuah ajaran spiritual yang berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Hal ini berfokus pada bagaimana seseorang dapat mencapai spiritualitas yang lebih dalam melalui pelatihan mental, meditasi, dan refleksi. Ajaran ini menekankan pentingnya menciptakan hubungan yang lebih erat dengan Tuhan melalui ibadah dan ritual-ritual spiritual. Tasawuf juga berfokus pada perkembangan karakter dan pemahaman tentang moralitas. Hal ini menekankan pentingnya menjadi orang yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berperilaku adil terhadap orang lain. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Akhlak dan Tasawuf dapat bekerja bersama-sama dengan meningkatkan kesadaran spiritual dan moralitas manusia. Dengan mengikuti nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh akhlak dan mencari hubungan spiritual yang lebih dekat dengan Tuhan melalui ajaran Tasawuf, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan. Akhlak dan Tasawuf berfokus pada mengatur perilaku manusia sehari-hari dan kehidupan spiritual, yang berarti bahwa keduanya harus digabungkan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Dengan menggabungkan Akhlak dan Tasawuf, kita dapat menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain, dan juga mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan.
Santri Akhlak, dan Tasawuf. Rusdi El Umar, Alumnus PP Annuqayah 19 Mar 2021 akhlak santri duniasantri opini santri tasawuf. 971 kali dibaca. Menjadi seorang santri merupakan sebuah pilihan. Memilih yang terbaik dari beberapa hal yang baik, karena santri merupakan bagian dari sekelompok orang yang berada di jalan pendidikan ( al-salik fil
Jakarta, NU Online Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Said Aqil Siroj dalam peluncuran bukunya yang berjudul Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi menegaskan bahwa tasawuf bukanlah akhlak. “Tasawuf bukan akhlak mulia. Beda. Tasawuf itu ilmu hati. Akhlak itu suluk, perilaku,” katanya di Aula Lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat 5/2. Ramah, mencintai, gotong royong bukan bentuk tasawuf, melainkan akhlak. Menurutnya, belum tentu orang yang berakhlak baik itu sufi. Hal itu dia tegaskan dengan mengatakan bahwa kitab akhlak dan tasawuf juga berbeda. Ia menyebut kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali itu sebagai kitab akhlak, belum masuk tasawuf. Kiai Said juga membantah tasawuf dengan memperbanyak ibadah. Hal itu menurutnya memang bagus. Tetapi, bukan itu yang dimaksud tasawuf mengingat memperbanyak ibadah tidak berbicara mengenai hati. Tasawuf juga, lanjutnya, bukan ilmu perdukunan ilmu hikmah. Kitabnya juga berbeda, seperti Mujarabat, Syamsul Maarif. Menurutnya itu memang ilmu dan terpisah, ada ilmunya sendiri. Perihal orang sakit, lalu diberikan air kemudian sembuh, Kiai Said mengakui itu betul ada dan bagian dari ilmu yang bisa dipelajari. Mengutip Abdul Ali Afifi, Kiai Said mengatakan, tasawuf adalah revolusi spiritual. Dalam arti, tasawuf dinamis tapi sangat progresif, yakni tidak boleh puas pada satu maqam posisi. Imam al-Ghazali, misalnya, sudah mencapai maqam 14, sedangkan Syekh Abdul Qadir al-Jailani telah di maqam 40. “Revolusi spiritual dalam arti hubungan Allah dan alam. Semua tidak lain adalah tajalli manifestasi wujud mutlak,” katanya. Manusia, jelasnya, hanyalah manifestasi dari wujud mutlak, yaitu Allah. Manusia hanyalah bagian dari maujudat yang diadakan, sebagaimana laut, gunung, matahari, dan seluruh alam semesta. Sementara yang betul-betul Wujud, hanyalah satu, yakni Allah swt. “Wujud satu. Yang banyak maujudat,” tegas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu. Artinya, alam semesta ini hanyalah sebuah khayalan. Sebab, yang betul-betul nyata hanyalah Allah swt. “Kalau sudah sampai maqam tajalli. Yang kelihatan mata ini Allah, makhluk imajinasi, khayalan. Yang Hakiki Allah,” katanya. Jika sudah memahami demikian, orang sudah tidak akan lagi peduli dengan caci maki dan ketika disanjung pun tidak sombong. Sebab, semua maujudat ini tidak keluar dari Asma Allah. Allah menciptakan Nabi Ibrahim juga Namrud, Nabi Musa juga Firaun, Nabi Muhammad saw. juga Abu Jahal. Allah menciptakan ikan, burung, juga cacing. Allah menciptakan hidung mancung, tetapi juga dubur. “Kacamata Allah semuanya baik. Semuanya menunjukkan kesempurnaan Allah,” ujar kiai yang menamatkan studinya di Universitas Ummul Qura, Makkah, Arab Saudi itu. Sementara itu, Guru Besar Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kautsar Azhari Noer mengatakan, akhlak tidak terpisah dari tasawuf, sebab tasawuf tidak mungkin ada tanpa Al-Qur’an. “Tasawuf itu berakhlak dengan akhlak Allah,” kata akademisi yang mengaku pernah belajar kitab Fushush al-Hikam kepada Kiai Said itu. Dalam peluncuran tersebut, hadir sebagai pembicara Cendekiawan Muslim Fachri Ali, Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agus Ali Masyhuri. Turut hadir pula mengikuti jalannya diskusi para pengurus PBNU dan hadirin lainnya secara virtual. Pewarta Syakir NF Editor Muhammad Faizin
Asalusul dan Perbedaan Pendapat tentang Ilmu Tasawuf . by Sidaq; 10.738 Views; Tasawuf, Tazkiyah, Akhlak atau yang lainnya selama substansinya sama."Ya, ternyata istilah tidaklah sedemikian penting dibandingkan dengan subtansinya selama dalam batas-batas yang bisa ditolerir. Syaikh Al-Buthi bahkan menegaskan dalam ceramahnya, "Saya sengaja
Memahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan MoralETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM ISLAMPersamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, Dan SusilaPERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKAETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAMMemahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan MoralAntara Etika, Moral dan Akhlak Mana yang Lebih Utama dalam Islam Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM ISLAM Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”Hadits riwayat Ahmad. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah. 1 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. 2 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. 3 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, Dan Susila Dalam perspektif agama, perbuatan manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu baik dan benar. Ditinjau dari aspek pembentukan karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses yang tidak pernah ada kata berhenti di dalamnya. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan jatuh ke posisi drajad binatang dan bahkan lebih sesat lagi. Berdasarkan paparan di atas, maka secara formal perbedaan keempat istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut PERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”Hadits riwayat Ahmad. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah. a Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. b Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. c Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya. Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak moral. Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua obyektivisme dan subyektivisme. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu. Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya. a Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat. – Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. – Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah. – Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya. – Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya. – Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah. a. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur. c. Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf. – Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu’ad. Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar. Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar bentuk infinitive dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan wazan tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah perangai, at-thobi’ah kelakuan, tabiat, watak dasar, al-adat kebiasaan, kelaziman, al-maru’ah peradaban yang baik dan al-din agama. Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. § Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. § Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. § Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . – Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia. – Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung.. Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut. – Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta PT Raja Grafmdo Persada, 2004 Bandung CV Diponegoro, 1988 artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf Memahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. Antara Etika, Moral dan Akhlak Mana yang Lebih Utama dalam Islam Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. Berikutnya, dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia. . Ketiga istilah etika, moral dan akhlak sudah tidak asing lagi di telinga khalayak umum. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang persamaan dan perbedaan diantara ketiga istilah tersebut. Pada dasarnya moral dan etika merupakan dua istilah yang benar-benar kembar indentik, karena keduanya sama-sama muncul dari hasil pemikiran manusianya.
Ψ λоኯаψጳ бክжо
Թዑռо мэσих лօпутεм бևյа
Σавазеճ асещасաщի νу
Лоզ ոφоρуቷо ժուψуз
Մи ዲэлаνυ ևшус
Р եйυ
Ктի еቱа
22 Perbedaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak.Akhlak erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.Jadi tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah
PERSAMAAN dan PERBEDAAN TASAWUF AKHLAQI, IRFANI dan FALSAFI Makalah Dipresentasikan Dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Oleh Alaik Ridhallah 1402046027 FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 BAB I PEMBAHASAN Secara keilmuan, “tasawuf” adalah disiplin ilmu yang baru dalam syari’at Islam, demikian menurut Ibnu Khaldun”[1] istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya membersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan mahabbah yang sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan istilah yang semuanya itu merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan, kesederhanaan, jauh dari kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Intinya segala perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT. Maka dari pengertian di atas, kami dari kelompok ini akan mencoba memaparkan tentang pengertian, perbedaan, dan persamaan tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi. 1. Apa pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? 2. Apa Perbedaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? 3. Apa Persamaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? BAB II PEMBAHASAN Pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an Surah An-Naml ayat 74 وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ Artinya "Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan." Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa formalitas belum tentu sesuai dengan kegaiban dalam fikiran jalan fikiran dan kegaiban dalam hati niat dan hajat dalam hati. Tasawuf Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau makrifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pambelajaran atau pemikiran, tetapi melalui pemberian Tuhan mauhibah. Irfan secara etimologi bermakna pengetahuan, sebab irfan dan tasawuf islam menunjukkan suatu bentuk pengetahuan, dimana perjalanan suluk riyadha seorang hamba kepada Allah Swt.[2] Irfan secara global, terdapat empat periode yang dapat dijadikan patokan utama a. Pertama, dari sejak kemunculan ifran hingga masa Hallaj dan Rabi’ah. b. Kedua, dari sejak masa Rabi’ah hingga masa Abu Sa’id Abu khair. c. Ketiga, dari masa Abu Khair hingga Ibn Arabi. d. Keempat, dari masa Ibn Arabi hingga masa kini. Berikut ini penjelasa masing-masing bagian dari metode Irfani Riyadhah adalah latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak melakukan perihal yang mengotori jiwa. Didalam riyadhah ini juga diperlukan mujahadah, yaitu kesungguhan dalam berusaha dalam meninggalkan sifat-sifat buruk. Secara harfiah Tafakur berarti memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan terperinci. Menurut Imam al-Ghazali, jika ilmu sudah sampai hati, keadaan hati akan berubah, jika hati sudah berubah, perilaku anggota badan juga berubah. Secara harfiyah Tazkiyat An-Nafs terdiri atas dua kata yaitu Tazkiyat dan An-Nafs. Kata tazkiyat bersal dari bahasa arab, yaitu isim masdar dari kata zakka yang berarti penyucian. Kata An-Nafs berarti begitu dapat diketahui Tazkitat An-Nafs bermakna penyucian jiwa. Istilah Zikr berasal dari bahsa Arab, yang berarti mengisyaratkan, mengagungkan, menyebut atau mengingat-ingat . Berzikir kepada Allah berati zikrullah, atau menggingatkan diri kepada Allah sebagai Tuhan yang disembah dengan sebaik-baiknya, Tuhan Maha Agung dan Maha Suci. Dzikrullah adalah tuntutan masalah ruhiyah atau yang berhubungan dengan masalah pengamalan ruhiyah batin. Dari pengertian dan penuturan di atas bisa kita simpulkan Sesungguhnya makrifat yang hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagaimana yang dipercayai orang-orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazar milik para hakim, mutakalimin dan ahli balaghah, tetapi makrifat terhadap keesaan Tuhan yang khusus dimilki para ahli Allah. Sebab, mereka adalah orang yang menyaksikan Allah dengan hatinya, sehingga terbukalah baginya apa yang tidak dibukakan untuk hamba-hamban-Nya yang lain. Makrifat yang sebanarnya adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya makrifat yang murni seperti matahari tak dapat di lihat kecuali dengan cahayanya. Senantiasa seorang hamba mendekat kepada Allah sehingga terasa hilang dirinya, lebur dalam kekuasaan-Nya, mereka merasa berbicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah pada lidah mereka, mereka melihat demgan penglihatan Allah, mereka berbuat dengan perbuatan Allah. Kata tasawuf dalam bahasa Arab adalah membersihkan atau saling membersihkan kata membersihkan merupakan kata kerja yang membutuhkan objek. Objek tasawuf yaitu akhlak ahlaq juga berasal dari bahsa Arab yang secara bahasa bermakna pembuatan atau penciptaan. Dalam konteks Agama, akhlak bermakna perangiai, budi, tabiat, adab, atau tingkah laku. Jadi Tasawuf Ahlak bermakna membersihkan tingkah laku atau Sali8ng membersihkan tingkah laku. Allah Berfirman Surah as-Syams 7-8. وَتَقْوَٮٰهَا فُجُورَهَا فَأَلْهَمَهَا سَوَّٮٰهَا وَمَا وَنَفْسٍ Artinya“Dan jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya,maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya”. Dalam tasawuf ahlaki, terdapat sistem pembinaan ahlak disusun sebagaqi berikut. Takhalli merupakan langkat pertama yang harus dijalani sesesorang, yaitu usaha mengosongkan diri dari perilaku atu ahlak tercela. Hal ini dapat dicapai dengan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala dan berusah melenyapkan dorongan hawa nafsu. Takhalli dapat dinyatakan menjauhkan diri dari kemaksiatan, kemewahan dunia, serta melepaskan diri dari hawa nafsu yang jahat, semua itu adalah penyakit hati yang merusak. Menurut kelompok sufi, maksiat dibagi menjadi dua, yakni maksiat fisik dan maksiat batin. Maksiat fisik adalah segala bentuk maksiat yang dilakukan atau dikerjakan oleh anggota badan yang secara fisik. Sedangkan maksiat batin adalah berbagai bentuk dan macam maksiat yang dilakukan oleh hati, yang merupakan organ batin manusia. Pada hakekatnya, maksiat batin ini lebih berbahaya dari pada maksiat fisik. Jenis maksiat ini cenderung tidak tersadari oleh manusia karena jenis maksiat ini adalah jenis maksiat yang tidak terlihat, tidak seperti maksiat fisik yang cenderung sering tersadari dan terlihat. Bahkan maksiat batin dapat menjadi motor bagi seorang manusia untuk melakukan maksiat fisik. Sehingga bila maksiat batin ini belum dibersihkan atau belum dihilangkan, maka maksiat lahir juga tidak dapat dihilangkan. Tahalli adalah upaya m,engisi atau menghiyasi diri dengan jalan membiasan diri dengan sikap, perilaku, dan akhak terpuji. Pada dasarnya, hari atau jiwa manusia dapatlah dilatih, diubah, dikuasai, dan dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Dengan kata lain sikap, atau tindakan yang dicerminkan dalam bentuk perbuatan baik yang bersifat fisik ataupun batin dapat dilatih, dirubah menjadi sebuah kebiasaan dan dibentuk menjadi sebuah kepribadian. Untuk penepatan dan prendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, rangkaian pendidikan akhlak disempurnakan pada fase tajalli. Tahap ini termasuk penyempurnsan kesucian jiwa hanya dapat ditempuh dengan satu jalan, yaitu cintu kepada Allah dan memeperdalam rasa kecintaan itu. Tahap Tajalli tentu saja tidak hanya dapat ditempuh dengan melakukan latihan-latihan kejiwaan yang tersebut di atas, namun latihan-latihan tersebut harus lah dapat ia rubah menjadi sebuah kebiasaan dan membentuknya menjadi sebuah kepribadian. Hal ini berarti, untuk menempuh jalan kepada Allah dan membuka tabir yang menghijab manusia dengan Allah, seseorang harus terus melakukan hal-hal yang dapat terus mengingatkannya kepada Allah, seperti banyak berdzikir dan semacamnya juga harus mampu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membuatnya lupa dengan Allah seperti halnya maksiat dan semacamnya. Ciri-ciri tasawuf akhlaki antarai yaitu a. Melandaskan diri pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. b. Kesinambungan antara hakikat dengan syari’at. c. Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antar Tuhan dan manusia. d. Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa dengnan cara latihan mental. Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat. Terminologi-terminologi yang dikembangkan lebih transparan. Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan Makrifat dengan pendekatan rasio filsafat hingga menuju ke tempat yang lebih tinggi bukan hanya merngenal tuhan saja melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu kesatuan wujud. Bisa jiga dikatan tasawuf filsafi yaitu tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Kaum sufi falsafi, mereka meyakini bahwasannya alam semesta hanyalah bayangan fatamorgana dan biasan dari zat Allah. Semua yang ada adalah wujud Allah & jelmaan Allah. Jika demikian faktanya, seyogyanya kita merenungi sebuah riwayat, ketika Rasulullah saw. memarahi Umar Ibn al-Khattab ra karena kedapatan membawa sobekan taurat, Rasulullah bersabda مَا هَذَا أَلَمْ آتِ بِهاَ بَيْضَاءَ نَقِيَّةً؟ لَوْ أَدْرَكَنِي أَخِي مُوسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي “Apa yang kamu bawa ini, bukankah aku telah membawa al-Qur’an yang jelas dan jernih? Kalau seandainya saudaraku Musa as. hidup pada zamanku, tentu beliau tidak akan susah-susah lagi, kecuali mengikutiku.” HR. Al-Amidi Dalam hadits ini dapat dipahami, umat Muhammad saw wajib mengikuti tuntunan Rasulullah saw dan al-Quran. Artinya umat Islam dilarang mengambil sumber pemikiran dari peradaban lain jika perkara tersebut sudah terdapat dalam sumber hukum Islam. Karena itu, dari aspek sumber pemikiran, tasawuf falsafi seringkali dianggap melakukan kesalahan, karena mengambil sumber teori tasawuf dari filsafat non-islam, meskipun para tokohnya pada akhirnya selalu mencoba menjustifikasi teori falsafinya dengan dalil qur`an atau hadits. Ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh iapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat karena ajarannya dan metodenya didasarkan pada rasa tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pergantiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme. Menurut Ibnu Kaldun ada empat objek utama yang menjadikan perhatian para sufi filosof, antara lain sebagai berikut a. Pertama, latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta introspeksi diri yang timbul darinya. b. Kedua, iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat malikat, wahyu ,roh. c. Ketiga, peristiwa dalam alam yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk keramatan atau keluarbiasaan. d. Keempat, menciptakan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa mengingkarinya dan menyetujuinya. B. Perbedaan Tasawuf Akhlaqi, Irfani dan Falsafi Adapun secara spesifik dapat di simpulkan bahwa perbedaan antara ketiga tasawuf tersebut adalah Tasawuf Akhlaqi merupakan ajaran akhlaq dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori prilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Tasawuf Irfani merupakan tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran atau ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan mauhibah. Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah kedalam hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham intuisi ”tanpa berfikir”. Tasawuf Falsafi merupakan sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan ma’rifat dengan pendekatan rasio filsafat hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja ma’rifatullah melainkan yang lebih tinggi dari itu, yaitu wahdatul wujud kesatuan wujud.[3] Persamaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi 1 Merupakan cabang dari ilmu tasawuf. 2 Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’I tujuan-tujuan syara’,karena bertasawuf pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah. 3 Sama-sama bertujuan beribadah pendekatan diri kepada Allah secara murni. 4 Ketiga bagian tersebut secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni mahdhah untuk mewujudkan akhlak-alkarimah baik secara maupun sosial. BAB III PENUTUP Kesimpulan Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT dibuktikan dalam kehidupan sosial. Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan dalam hubungan antar manusia,tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita lakukan tidak pernah kita tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam falsafi berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah memengaruhi para tokohnya. Saran Demikianlah penyajian yang kami susun tentang pembahasan Perbedaan dan persamaan tasawuf akhlaki, irfani dan falsafi. Kami menyadari bahwa yang kami buat jauh dari pada sempurna dan juga masih banyak kesalahan, untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar selanjutnya menjadi lebih baik, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada kita. Amin. Daftar Pustaka Ali Sayyid Nur Said, At-Tashawwuf Asy-Syar’i, terj. M. Yaniyullah Jud. Tasawuf Syar’i, Jakarta Hikmah-Mizan, 2003. Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf. Bandung Setia, 2010 Akhlak tasawuf, pengenalan, pemahaman, dan pengaplikasiannya, Ahmad Baangun Nasution, Rayani Hanum siregar, PT. Raja Grafindo Persada 2003. [1]Ali Sayyid Nur Said, At-Tashawwuf Asy-Syar’i, terj. M. Yaniyullah Jud. Tasawuf Syar’i, Jakarta Hikmah-Mizan, 2003. Hlm. 103. [2]Akhlak tasawuf, pengenalan, pemahaman, dan pengaplikasiannya, Ahmad Baangun Nasution, Rayani Hanum siregar, PT. Raja Grafindo Persada 2003. [3] Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf. Bandung Setia, 2010. Hlm. 12.
tasawufdan akhlak. Mahasiswi Hindu Ni Ketut Mayoni Raih Gelar Magister Pendidikan Islam dari UIN MataramIlmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan di atas, Dr. M Abdullah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut
Tasawufdalam pandangan mereka merupakan latihan jiwa dan usaha mencegah tabiat dari akhlak-akhlak yang hina lalu membawanya ke akhlak yang baik, hingga mendatangkan pujian di dunia dan pahala di akhirat. Sementara itu, tasawuf- juga dengan metodenya yang tipikal -berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spiritual
Tasawuf berkembang menjadi cabang ilmu keislaman tersendiri yang menekankan tujuan penyucian jiwa dan pendekatan diri kepada Allah. Walau seluruh ibadah dalam Islam telah diatur dan diorientasikan untuk tujuan di atas, para sufi atau pengamal tasawuf tidak hanya menjalankan ibadah secara formal sesuai ketentuan syariat, tetapi juga berusaha menangkap rahasia syariat yang membawa mereka lebih dekat lagi kepada Sang Pencipta. Lihat Muhammad bin Musthafa, Bariqatul Mahmudiyyah fi Syarhi Thariqah Muhammadiyyah, Jilid 3, halaman 154. Sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, tasawuf kemudian berkembang menjadi tasawuf menjadi tasawuf positif yakni tasawuf yang sejalan dengan akidah serta syariat Islam dan tasawuf negatif yakni tasawuf yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam. Di sisi lain, tasawuf juga berkembang menjadi tasawuf amali dan tasawuf falsafi. Sebagai tasawuf positif, tasawuf amali adalah tasawuf yang menekankan pendekatan dan kaidah ilmiah dimana akidah sebagai fondasinya, syariat sebagai tiangnya, dan tasawuf sebagai energi yang membawa umat menjadi lebih baik, hidup bersih lahir-batin, dekat dengan Allah dan juga sesama makhluk, senantiasa berorientasi pada kehidupan akhirat. Lihat Dr. Abdul Ghani, Tasawuf Amali bagi Pencari Tuhan, [Bandung Alfabeta], 2019, halaman 42. Tasawuf amali bertitik tolak dari ilmu yang diyakini harus diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kaidah yang dibangun di dalamnya adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah. Jadi, tidak benar anggapan yang mengatakan bahwa tasawuf mengabaikan ilmu dan mengedepankan pengamalan yang diajarkan guru. Dengan kata lain, tasawuf ini tidak mengabaikan ilmu, tidak berhenti pada ilmu dan iman, tetapi ditingkatkan pada tataran amal dan amaliah yang saleh, sebagaimana perintah Al-Quran. وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ Artinya, "Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh," QS. al-Ashr [103] 1-3. Dalam salah satu tulisannya, al-Ghazali pernah menyatakan, “Para pengamal tasawuf amali bukanlah pemikir yang hanya berwacana, tetapi kelompok umat yang peduli atas kualitas jiwa dan terus beramal.” Dan pemikirannya itu sudah dibuktikannya sendiri. Dengan demikian, tasawuf amali adalah tasawuf yang berorientasi pada penerapan dan pengamalan tasawuf dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung tasawuf ini bergerak di atas dua terapan, yakni tataran konseptual teoritis sebagai landasan filosofis dan tataran praktis sebagai dimensi terapan dari ilmu tasawuf. Ketika beramal dan bermuamalah, para pemegang tasawuf amali senantiasa memperhatikan tuntunan syariat, yakni Al-Quran, sunnah, tadisi generasi salaf, dan amaliah para ulama yang berpegang teguh pada nilai-nilai dan tuntunan Islam. Maka dari itu, tasawuf amali melahirkan 4 istilah lain, yaitu tasawuf qurani, tasawuf sunni, tasawuf akhlaki, dan tasawuf salafi, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari tasawuf amali itu sendiri. Lihat Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global, 2012 Jakarta Transpustaka, hal. 122-126. Pertama, tasawuf qurani, yaitu tasawuf yang pola amaliah tasawufnya bertumpu pada kegiatan, usaha, dan proses tazkiyatun-nafs, taqarrub ilallah, dan hudhurul-qalbi ma’allah dengan bersumber pada ajaran Al-Quran. Dalam pengamalan tasawuf qurani, setiap konsep dan langkah-langkah amaliahnya dikembalikan kepada ayat-ayat suci Al-Quran, baik secara langsung maupun melalui penafsiran para ulama jumhur. Kedua, tasawuf sunni, yaitu tasawuf yang pola amaliahnya bertumpu pada sunah-sunah Nabi saw. Dalam pengamalannya, perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi saw. senantiasa menjadi acuan. Dengan kata lain, tasawuf sunni merupakan perjuangan bertasawuf dengan menjadikan sunnah Nabi saw. sebagai pusat perhatian dan pola amaliahnya. Keseluruhan sunah dan kebiasaan beliau menjadi sumber inspirasi dan keteladanan, bahkan kepribdiannya yang luhur diyakini sebagai personifikasi yang membumi dari “grand sufi” yang berada pada puncak piramida spiritual. Bagaimana tidak, karena Rasulullah saw. adalah seorang yang menempuh perjalanan spiritual menuju Allah hingga berhasil berhadap-hadapan dengan-Nya dalam jarak yang sangat dekat, berkat dialog dan pendampingan malaikat Jibril. Ketiga, tasawuf akhlaki, yaitu tasawuf yang fokus utamanya membina akhlak mulia. Sebab, esensi tasawuf itu sendiri adalah usaha dan proses tazkiyatun-nafs, yakni membersihkan diri dari dosa besar maupun kecil, membersihkan hati dari sifat-sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. Ketika jiwa sudah bersih dan hati sudah penuh dengan sifat-sifat terpuji, maka akan terpancar akhlak yang terpuji. Keempat, tasawuf salafi, yaitu tasawuf yang pengamalannya berpedoman kepada pemikiran dan metodologi bertasawuf sebagaimana yang dijalankan oleh kaum salaf, yakni tiga generasi pertama dalam Islam para sahabat, para tabi’in, dan tabi’t tabi’in. Dengan demikian, secara singkat tasawuf salafi adalah pengamalan tasawuf yang mengutamakan apa yang ditempuh oleh generasi salaf terdahulu, yang tentunya juga bersumber dari tuntunan syariat. Tasawuf amali kemudian melahirkan anak kandung yang bernama tarekat, yang secara harfiah berarti cara’, jalan’, atau metode’, guna mencapai tujuan bertasawuf. Di sinilah para pemegang tasawuf amali secara inten dan nyata menjalankan amaliah dan mempraktikkan konsep-konsep tasawufnya sesuai dengan bimbingan guru dan ketentuan syariat yang telah diadopsi tarekat, dengan tujuh komponen utamanya, yaitu mursyid, murid, silsilah, baiat, adab, wirid, dan tempat. Dalam tasawuf amali ini, dikenal sejumlah tokoh penting, di antaranya adalah Abdul Qadir al-Jailani, Junaid al-Baghdadi, Hasan al-Bashri, Rabi’ah al-Adawiyah, dan Dzun Nun al-Mishri. Selain tarekat, sejumlah aspek penting yang dipelajari dalam tasawuf ini adalah syariat, hakikat, dan makrifat. Lihat al-Qusyairi, ar-Risalah al-Qusyairiyyah, hal. 87; lihat pula Dr. Abdul Ghani, Tasawuf Amali bagi Pencari Tuhan, [Bandung Alfabeta], 2019, halaman 65-86. Dalam praktiknya, tasawuf amali memiliki sejumlah metode yang harus diikuti oleh para salik, yaitu riyadhah atau latihan untuk membiasakan diri tidak berbuat yang dapat mengotori jiwa serta menjauhi hal-hal yang diinginkan oleh nafsu; tafakur, yaitu proses pembelajaran diri manusia melalui aktivitas berpikir yang menggunakan perangkat batin; tazkiyatun-nafs, yakni proses penyucian jiwa melalui tiga tahapan, takhalli, tahalli, dan tajalli; dzikrullah, yakni upaya mengingat Allah dan menyebut asma-Nya secara berulang-ulang. Lihat al-Hakim at-Tirmidzi, Adabun-Nafs, juz I, halaman 34. Demikian pengenalan singkat tasawuf amali. Sementara tasawuf falsafi, mengingat keterbatasan ruang, maka insya Allah akan disampaikan pada tulisan berikutnya. bersambung.... Wallahu al’lam. Ustadz Tatam Wijaya, alumnus Pondok Pesantren Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.A Perbedaan Tasawuf Klasik dengan Tasawuf Modern. Sufi (pengamal ajaran tasawuf) adalah orang yang berusaha membersihkan diri dari sesuatu yang hina dan menghiasi dirinya dengan sesuatu yang baik, yaitu akhlak rabbaniyah, atau sampai pada maqam tertinggi.[1] Dan jika seseorang telah dekat dengan Allah dan meraih cinta-Nya, karena kemuliaan Ajaran Tasawuf Tasawwuf atau Sufisme bahasa Arab تصوف dalam islam hingga saat ini masih menuai pro dan kontra. Sebagian ulama menganggap bahwa tasawuf merupakan ajaran sesat yang bersumber dari kaum Nasrani, Hindu, Buddha, dan Yahudi Mereka beragumen, bahwa tasawuf/sufisme hanyalah topeng agar seseorang terlihat ta’at kepada Tuhannya. Sedangkan yang lain, berpendapat bahwa tasawuf adalah perwujudan hamba untuk mensucikan hati agar terhubung secara langsung kepada keberadaan ilmu tasawuf menjadi gonjang-ganjing di kalangan ulama, bahkan tidak diakui sebagai bagian dari islam, tapi tidak ada salahnya kita mempelajari sedikit perihal imu tasawuf, khususnya tasawuf akhali. Agar nantinya kita bisa lebih mengetahui tentang sejarah peradaban islam. Baca juga Tasawuf Sunni Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya dan Hubungan Akhlak dan Tasawuf dalam IslamPengertian TasawufMenurut para ahli sejarah, Tasawuf dalam islam lahir sekitar abad ke-2 atau di awal abad ke-3 Hijriyah. Tasawuf dapat diistilakan sebagai ajaran mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan usaha mensucikan hati untuk memperoleh kebahagian abadi. Sedangkan orang-orang yang mendalami ilmu tasawuf dikenal dengan istilah hingga detik ini, para ulama masih berselisih paham terkait definisi kata tasawuf secara bahasa etimologi. Ada yang menyebutnya sebagai shuffah serambi tempat duduk, shafa’ suci bersih, shuf pakaian dari bulu domba, shaf barisan, dan shufanah kayu yang tumbuh di padang pasir. Sedangkan menurut imam Junaidi Al Bhagdad, Tasawuf diartikan sebagai upaya untuk mengenal Allah SWT merasa tidak memiliki apapun dan tidak dimiliki siapapun kecuali Allah SWT dengan melakukan akhlak yang baik menurut Sunnah Rasul, meninggalkan Akhlak buruk, dan melepaskan hawa keseluruhan, ilmu tasawuf dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu tasawuf akhlaki, tasawuf amali, dan falsafi. Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengkaji aliran tasawuf akhlaki lebih mendalam. Mulai dari definisi, tingkatan ajaran, dan Tasawuf Akhlaki dan TingkatannyaTasawuf Akhlaki merupakan tasawuf yang berfokus pada perbaikan akhlak dan budi pekerti, berupaya mewujudkan perilaku yang baik Mahmudah serta menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela Mazmumah. Tasawuf akhlaki ini disebut juga dengan tasawuf sunni, dikembangkan oleh para ulama salaf as-salih dengan menerapkan metode-metode para sufi, pengembangan tasawuf akhlaki dibangun sebagai dasar latihan kerohanian dengan tujuan mensucikan hati dan mengendalikan hawa nafsu sampai ke titik terendah. Sehingga nantinya tidak akan ada penghalang yang membatasi manusia dengan Tuhannya. Nah, agar lebih mudah dalam mewujudkan ajaran Tasawuf Akhlaki ini, para sufi menyusun beberapa tahapan sistem, yang meliputi Takhalli, Tahalli, dan adalah tahapan pertama yang dilakukan oleh seorang sufi untuk membersihkan melepaskan diri dari perilaku buruk, seperti berbuat maksiat, kecintaan kepada dunia yang berlebihan, berprasangka su’udzon, ujub, hasad, riya, ghadab, dan sejenisnya. Sebagian sufi berpendapat bahwa perbuatan maksiat merupakan najis maknawiyah yang bisa menghalangi kedekatan hamba dengan Rabbnya. Oleh karena itu, sifat-sifat nafsu dalam diri harus dimusnakan agar manusia tidak terjerumus ke dalam imam Al-Ghazali mempunyai pendapat lain. Menurutnya, selama hidup di dunia setiap manusia pasti membutuhkan nafsu. Bukan untuk melakukan hal-hal buruk, tapi nafsu diperlukan demi menjaga keharmonisan keluarga, membela harga diri, dan hal-hal positif lainnyaTahalliSetelah membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela,tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah pengisian jiwa atau disebut Tahalli. Pada tahap ini, seorang sufi diharuskan membiasakan diri dengan akhlak-akhlak terpuji sabar, ikhlas, ridha, taubat, dan itu, juga menjalankan ketentuan syariat agama, seperti sholat, puasa, zakat, membaca Al-Quran, dan berhaji bila mampu. Dengan demikian, apabila seseorang telah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan mulia, taat dan beriman kepada Allah SWT maka lama-kelamaan hati pun akan menjadi yang terakhir adalah Tajalli yang berarti tersingkapnya nur ghaib. Di tahap ini, seorang sufi benar-benar menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT di dalam hatinya. Tujuannya agar perilaku-perilaku baik yang telah dilakoni pada tahap Tahalli tidak luntur begitu saja, dan bisa terus Tajalli biasanya dilakukan dengan cara bermunajat kepada Allah SWT, yaitu memuja dan memuji keagungan Allah SWT. Kemudian bermusahabah merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat, muraqabah merasa jiwa selalu diawasi oleh Allah SWT, Tafakkur merenungi kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta, serta memperbanyak amalan Sufi yang Mengembangkan Tasawuf AkhlakiTasawuf Akhlaki pertama kali berkembang di pertengahan abad kedua hingga abad keempat hijriyah. Adapun tokoh-tokoh sufi yang tergabung dalam tasawuf ini , meliputi Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, dan al-Harowi. Selanjutnya di abad kelima hijriyah, imam Al Ghozali, Al Harawi, dan Al Qusyairi mulai mengadakan pembaharuan dengan mengembalikan dasar-dasar tawasuf yang sesuai dengan Al Quran dan as ini beberapa tokoh yang paling berpengaruh dalam pengembangan tasawuf akhlakiHasan Al-Basri 21 H- 110 HHasan Al-Bashri memiliki nama lengkap Abu Said Al-Hasan bin Yasar, adalah seorang zahid dari kalangan tabiin yang lahir di Madinah pada tahun 21 Hijriyah. Beliau merupakan pelopor utama yang mulai memperluaskan ilmu-ilmu kebatinan dan kesucian pandangannya, tasawuf merupakan ajaran untuk menanamkan rasa takut baik itu takut akan dosa-dosa, takut tidak mampu memenuhi perintah dan larangan Allah, takut akan ajal atau kematian di dalam diri setiap hamba dan senantiasa mengingat Allah SWT. Beliau berpendapat bahwa dunia adalah ladang beramal, banyak duka cita di dunia dapat memperteguh amal 165 H – 243 HAl-Muhasibi memiliki nama lengkap Abu Abdillah Al-Harist bin Asad Al-Bashri Al- Baghdadi Al-Muhasibi. Beliau lahir di Bashroh, Irak pada tahun 165 Hijriyah. Menurut beliau, tasawuf berarti ilmu yang mengajarkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba dan meneladani akhlak Rasulullah juga berpendapat ada 3 hal yang perlu ditekankan untuk membersihkan jiwa dan mencapai jalan keselamatan, yaitu melalui Ma’rifat Mengenal Allah SWT dengan mata hati, Khauf rasa takut, dan Raja’ pengharapan.Al-Qusyairi 376 H- 465 HAl-Qusyairi memiliki nama lengkap Abdul Karim bin Hawazim. Beliau lahir di kawasan Nishafur pada tahun 465 Hijriyah, dimana beliau ini merupakan seorang ulama yang ahi dalam berbagai disiplin ilmu pada tasawuf Al-Qusyairi didasarkan pada doktrin Ahlusunnah Wal Jama’ah dan berlandasakan ketauhidan. Beliau mengadakan pembaharuan di ajaran tasawuf, dengan menentang keras doktrin-doktrin aliran Karamiyah, Syi’ah, Mu’tazilah, dan Mujassamah. Ia juga menjelaskan pembeda antara dzahir dan bathil, serta syariat dan hakikat. Menurutnya, tidak haram jika seseorang menikmati kesenangan dunia, asalkan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan 450 H – 505 HAl-Ghazali memiliki nama lengkap Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al-Thusi. Beliau lahir di kota Khurasan, Iran pada tahun 450 Hijriyah. Di masa hidupnya, Al Ghazali merupakan seorang ahli ilmu yang dikagumi oleh banyak ulama besar. Beliau juga dikenal sebagai seorang Sufi, Filosof, Fuqoha ahli fiqh, dan Mutakallim. Beliau juga memiliki banyak gelar, salah satunya Hujjah al-islam yang diperolehnya dari kerajaan Bani halnya Al-Qusyairi, Al-Ghazali juga berupaya mengembalikan ajaran tasawuf yang sesuai syariat agama dan bersih dari aliran-aliran asing yang menyesatkan islam, dengan berpedoman pada Al Quran dan As sunnah Ajaran Rasulullah Saw. Tasawuf Al-Ghazali lebih kepada penekanan pendidikan moral, dimana seseorang dianjurkan memperdalam ilmu aqidah dan syariat terlebih dahulu sebelum mempelajari sedikit ulasan mengenai ajaran tasawuf akhlaki. Yang perlu kita pahami, bahwa memang penting bagi seorang hamba mendekatkan diri kedapa Allah SWT. Namun bukan berarti kita melalaikan urusan di dunia. Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup, sebagai firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 105“Dan Katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” At-Taubah 105Semoga bermanfaat.
Objekdari pendidikan akhlak adalah manusia. Amin Syukur dalam bukunya Tasawuf Sosial menyebutkan bahwa manusia adalah hamba Allah SWT. yang mempunyai dua sistem kehidupan. Yaitu kehidupan jasmani dan rohani. Jika sistem rohani sakit maka jasmanipun akan mengalami sakit. demikian juga sebaliknya, jika jasmani sakit, maka rohanipun ikut sakit.
Dianaraajaran-ajaran Ibnu Masarrah adalah sebagai berikut. 1) Jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa,zuhud,dan muhabbah yang merupakan asal dari semua kejadian. 2) Dengan penakwilan ala philun atau aliran Isma'i liyyah terhadap ayat-ayat alquran,ia menolak adanya kebangkitan jasmani.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Akhlak, Etika dan AkhlakKata akhlah berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan khalqah karakter pada dirinya. Dengan demikian khuluq adalah etika yang menjadi pilihan dan diusahakan seseorang. Adapun etika yang sudah menjadi tabiat bawaannya dinamakan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi perkerti, watak, dan dengan pengertian khuluq yang berarti agama, Al-Fairuzzabadi berkata, “ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa memiliki akhlak mulia, kualitas agamanya pun mulia. Agama diletakkan di atas landasan akhlak utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian, dan keadilan.”Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan kaidah untuk menempuh jalan yang yang sesuai untuk menuju akhlak akal tantang kebaikan dan akhlak menurut istilah, Menurut imam Al-Ghozali “akhlak adalah daya kekuatan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yag spontan tanpa memerlukan pertimbangan akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan Etika Etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti kebiasaan perbiatan.netika adalah teori tentang perbuatan manusia dilihat dari baik dan buruknya. Etika memurut filsafat adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan baik dan perbuataan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal pikiran. MoralMoral berasal dari bahasa latin mores. Kata Jama’ dari mos yang berarti adat kebiasaan. Menurut istilah moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia. Yang baik dan wajar, sesuai dengan ukuran tindakan yang oleh umum diterima, meliputi kesatuan social atau lingkungan tertentu. B, Pengertian Tasawuf Secara lughawiSecara lughawi pengertian tasawuf dapat dilihat menjadi beberapa macam pengertian, seperti di bawah tasawuf berasal dari kata ahlu suffah ا هل ا لصفة yang berarti sekelompk orang pada masa Rasulullah SAW, yang hidupnya berdiam di serambi-serambi masjid, mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua tasawuf berasal dari kata shafa صفا ء berarti “bersih” atau “suci” maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya di hadapan tasawuf berasal dari kata shaf صفartinya orang-orang yang ketika shalat selalu berada di saf paling istilah tasawuf dinisbahkan kepada orang-orang dari bani tasawuf berasal dari kata saufi سو فئ yang berarti tasawuf berasal dari kata shaufanah yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu dan banyak yang tumbuh di padang pasir di tanah tasawuf berasal dari kata shuf صو ف yang berarti bulu domba atau tasawuf secara istilahPengertian tasawuf secara istilah adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada bingkai global, urgensi tasawuf yang disajikan bagi kalangan intelektual muda, seperti para mahasiswa, adalah upaya positif untuk sadar dan mengenal pada eksistensi dirinya, sehingga ia akan sampai pada eksistensi Tuhannya. Konsep pendidikan tasawuf yang terkenal adalah “ barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”. Menurut Muhammad Ali Al-Qossab, tasawuf adalah akhlak yang mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia ditengah-tengah kaum yang Al-Junaid ai-Baghdadi mendefinisikan tasawuf sebagai berikut “hendaknya kita berhubungan dengan al-Haqq tanpa perantara wasilah” dan dikitab lain dia juga mendefinisikan tasawuf adalah “hendaknya hidup dan matimu diserahkan kepada al-Haqq”.Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikuti syari’at Rosulullah SAW dalam mendekatkan diri dan mencapai Tasawuf Dalam Al-Qur’an dan Hadis Kajian tentang tasawuf semakin banyak diminti orang. Sebagai bukti, misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas tasawuf yang banyak kita temui telah mengisi berbagai perpustakan terutama di Negara-negara yang berpenduduk muslim, juga Negara-negara barat sekalipun yang mayoritas masyarakatnya adalah ketertarikan mereka tidak dapat diklaim sebagai sebuah penerimaan bulat-bulat terhadap tasawuf. Ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua kecenderungan, yaitu pertama karena kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriah;Kedua, karena kecenderungan pada persoalan akademis. Kecenderungan pertaman mengisyaratkan bahwa manusia membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani. Kecenderungan kedua mengisyaratkan bahwa kajian tasawuf menarik untuk dikaji secara akademis-keilmuan. Untuk melihat dasar-dasar tentang tasawuf, dalam kajian ini penulis akan mengetahkan landasan-landasan naqli dari tasawuf. Landasan naqli yang kami maksudkan adalah landasan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Kami memandang perlu menyajikan kedua landasan ini karena Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegang umat islam. Al-Qur’an Tasawuf pada awal pembentukannya adalah akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak diatur dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Jelaslah bahwa sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran islam. Sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran dan As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucpan para sahabat. Amalan serta ucapan para sahabt itu tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan begitu, justru dua sumber utama tasawuf adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran merupakan kitab Allah SWT. Yang di dalamnya terkandung muatan-muatan ajaran Islam, baik akidah , syariah, maupun muamalah .ketiga muatan tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran itu, di satu sisi memang perlu dipahami secara tektual-lahiriah, tetapi di sisi lain, ada juga yang perlu dipahami secara kontektual-rohaniah. Sebab jika dipahami hanya secara lahiriah, ayat-ayat Al-Quran akan terasa kaku, kurang dinamis, dan tidak mustahil akan ditemukan persoalan yang tidak dapat diterima secara psikis. Secara umum. Ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan batiniah. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniah pada gilirannya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yangcukup besar dari sumber ajaran Islam. Ak-Quran dam As-Sunnah, serta praktik kehidupan Nabi Muhammmad SAW dan para sahabatnya. Al-Quran antara lain berbicara tentang kemungkinan manusia dapat saling mencintai mahabbah dengan Tuhan. Hal itu misalnya difirmankan Allah SWT dalam wahai orang-orang yang beriman ! Barang siapa di antara kamu yang murtad keluar dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekanpun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya , Maha Mengetahui. Al-Ma’idah [5]54Dalam Al-Quran, Allah SWT pun memerintahkan manusia agar senantiasa bertobat, membersihkan diri, dan memohon ampunnan kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya HaditsDalam hadis Rasulullah SAW banyak dijumpai keterangan yang berbicara tentang kehidupan rohaniah manusia. Berikut ini beberapa matan hadis yang dapat dipahami dengan pendekatan tasawuf. Artinya “barang siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya” Hadis ini di samping melukiskan kedekatan hubungan antara Tuhan dan manusia, sekalipun mengisyaratkan arti bahwa manusia dan Tuhan adalah satu. Jadi barang siapa yang ingin mengenal Tuhan cukup mengenal dan merenungkan perihal dirinya sendiri. Dasar-dasar tasawuf baik Al-Quran , Al-Hadis, maupun teladan dari para sahabat, ternyata merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai ilmu tentang tingkatan maqomat dan keadaan ahwal. Dengan kata lain, ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Qura, bahwa pertumbuhan pertamanya, tasawuf ternyata ditimba daro sumber Al-Quran. dan Persamaan antara Akhlak, Etika, dan Antara Akhlak, Etika, dan MoralAda beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral, yaitu sebagai berikut etika, dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang etika, dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat etika, dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap Antara Akhlak, Etika, dan MoralAkhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak yang bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah SWT. Sedangkan etika sendiri merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan dan Manfaat Akhlak TasawufPada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat-istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam. Ibadah-ibadah inti dalam islam juga memiliki tujuan pembinaan akhlak mulia. Misalnya, shalat bertujuan mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela; zakat disamping bertujuan menyucikan harta juga bertujuan menyucikan diri dengan memupuk kepribadian mulia cara membantu sesama; puasa bertujuan mendidik diri untuk menahan diri dari berbagai syahwat. Dengan demikian, tujuan secara umum adalah membentuk kepribadian seorang muslim yang memiliki akhlak mulia, baik secara lahiriyah maupun batiniah. sumberAnwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung Pustaka Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa. Surabaya Temprina Media Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani. Malang UIN-Maliki Press. Lihat Pendidikan SelengkapnyaPerbedaandari akhlak dan tasawuf adalah pada pengertiannya itu sendiri. Akhlak dan tasawuf adalah dua hal yang berbeda dan tidak sama. Tasawuf adalah sebuah ilmu yang mengajarkan tentang bagaimana manusia harus membersihkan hati dan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Para sufi haruslah menghindari hal-hal yang berbau kesenangan duniawi dan Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf – Perbedaan Akhlak dan Tasawuf dapat dilihat dengan jelas dalam konteks agama Islam. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Ini berfokus pada nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam. Ini berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Pada dasarnya, Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak Islam menekankan kejujuran, keadilan, kebijaksanaan, dan integritas dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Islam juga menekankan pada perilaku yang santun dan penuh hormat, serta menghargai hak-hak orang lain. Sementara itu, Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam. Ini berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Hal ini mencakup meditasi, ibadah yang tulus, dan kemampuan untuk mengatasi dunia material. Kesimpulannya, Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak berfokus pada pengamalan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Tasawuf berfokus pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf1. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. 2. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. 3. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam, yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. 4. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. 5. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. 6. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. 7. Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. 8. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf 1. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak membantu kita memahami bagaimana kita harus bersikap dan berperilaku dalam situasi tertentu. Akhlak juga berfokus pada tindakan, bukan pada kepercayaan atau pemikiran. Akhlak berfokus pada konsep kepatutan dan kebaikan. Akhlak mengajarkan kita untuk bersikap adil dan berlaku jujur, untuk berbuat baik dan menolong orang lain, dan untuk menghormati dan menghargai hak asasi manusia. Akhlak juga mengajarkan kita untuk menghormati budaya dan agama yang berbeda dan untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita. Sedangkan tasawuf adalah cabang dari agama Islam yang berfokus pada spiritualitas dan pengalaman batin. Tasawuf menekankan pentingnya pengalaman spiritual yang mendalam untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan untuk berhubungan dengan Tuhan lebih dekat. Tasawuf berfokus pada pengalaman spiritual yang mendalam, bukan pada tindakan atau perilaku. Tasawuf menekankan pentingnya bermeditasi dan menyembah Tuhan dengan hati yang bersih dan ikhlas, serta menghindari keinginan diri sendiri dan mendorong sifat ketaatan dan kesetiaan. Tasawuf juga menekankan pentingnya mengikuti ajaran agama dan melakukan amal sholeh. Ini termasuk berbuat baik dengan orang lain, berbuat kebajikan, berbuat amal yang bermanfaat, dan melakukan hal-hal yang dapat menghormati dan menghargai hak asasi manusia. Kesimpulannya, akhlak berfokus pada perilaku, sikap, dan etika yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, tasawuf berfokus pada spiritualitas dan pengalaman batin. Kedua-duanya membantu kita memahami bagaimana kita harus bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. 2. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Akhlak Islam merupakan sebuat kebiasaan, sikap, dan tindakan yang harus diamalkan oleh setiap muslim dalam berinteraksi dengan orang lain. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran dan Hadits. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Kebijaksanaan dalam Akhlak Islam meliputi kemampuan untuk berpikir secara konstruktif dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus membuat keputusan yang bijaksana dan menghormati hak orang lain. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus berusaha untuk menghindari konflik yang bisa terjadi dan mencari solusi yang terbaik bagi setiap masalah. Kemudian, Akhlak Islam juga menekankan pada kejujuran. Kejujuran dalam Akhlak Islam dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap muslim harus jujur dalam berbicara, bertindak, dan bertindak. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus jujur terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Selain itu, Akhlak Islam juga menekankan pada keadilan. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjaga kesetaraan hak dan kewajiban yang dimilikinya. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus memperlakukan orang lain dengan adil dan menghormati hak-hak mereka. Akhirnya, Akhlak Islam juga menekankan pada integritas. Integritas dalam Akhlak Islam bertujuan untuk memastikan bahwa setiap muslim harus bertindak jujur dan bertanggung jawab atas tindakannya. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjaga integritas dirinya dan orang lain. Sedangkan, Tasawuf adalah sebuah cabang dari Islam yang berfokus pada kerohanian. Tasawuf juga dikenal sebagai Sufisme. Tasawuf menekankan pada pemahaman yang mendalam dan pencapaian kehidupan spiritual. Tasawuf juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus mengikuti suatu jalan yang tepat untuk mencapai kehidupan spiritual yang sejati. Kebanyakan orang menganggap Tasawuf sebagai sebuah kegiatan spiritual yang melibatkan meditasi atau menyembah suatu entitas supranatural. Namun, Tasawuf juga menekankan pada kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Akhlak Islam dan Tasawuf memiliki beberapa kesamaan, namun mereka juga memiliki beberapa perbedaan. Akhlak Islam dan Tasawuf berbeda dalam hal tujuannya. Akhlak Islam bertujuan untuk mengajarkan manusia bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan membantu mereka untuk hidup sebagai muslim yang baik. Sedangkan, Tasawuf bertujuan untuk mengajarkan manusia bagaimana cara mencapai kehidupan spiritual yang sejati. Selain itu, Akhlak Islam dan Tasawuf juga berbeda dalam hal cara mereka mencapainya. Akhlak Islam menekankan pada upaya untuk memperbaiki sikap dan tindakan melalui pengamalan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama. Sedangkan, Tasawuf menekankan pada upaya untuk mencapai kehidupan spiritual melalui teknik spiritual, seperti meditasi dan iman. Akhirnya, Akhlak Islam dan Tasawuf juga berbeda dalam hal pandangan mereka tentang kehidupan. Akhlak Islam mengajarkan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah proses pembelajaran dan mengajarkan bagaimana cara hidup sebagai muslim yang baik. Sedangkan, Tasawuf mengajarkan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah proses menuju kehidupan spiritual. Secara keseluruhan, Akhlak Islam dan Tasawuf adalah dua aspek yang berbeda dari Islam. Akhlak Islam menekankan pada kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas, serta mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, Tasawuf menekankan pada pencapaian kehidupan spiritual melalui teknik spiritual. 3. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam, yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf berasal dari kata Arab yang berarti “sufi”, yang secara harfiah berarti “suci”. Ini berfokus pada upaya untuk mencapai pemahaman spiritual yang lebih mendalam tentang ajaran Islam dengan menekankan pada aspek spiritualitas dan kedekatan dengan Tuhan melalui praktik spiritual. Tasawuf menekankan bahwa cara terbaik untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan adalah dengan menekankan pada aspek spiritualitas, yaitu berpikir tentang Tuhan dan mencoba untuk menjadi seperti Dia. Ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti melakukan ibadah, meditasi, berdoa, dan berpikir tentang ajaran-ajaran agama. Beberapa praktik spiritual yang populer yang dipelajari dan dilakukan oleh para Sufi adalah dhikr, mahabbah, dan mawlid. Akhlak, sebaliknya, adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Akhlak berasal dari kata Arab yang berarti “kebiasaan”. Ini berfokus pada upaya untuk mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang baik agar dapat mencapai tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengembangkan perilakunya agar lebih sesuai dengan ajaran Islam. Ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti menjaga lisan, menjaga mata, menghormati orang lain, membantu orang lain, dan mengikuti prinsip-prinsip moral dan etika yang ditetapkan dalam Islam. Akhlak juga menekankan bahwa seseorang harus mencari kedekatan dengan Tuhan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan ibadah dan menghargai serta menghormati orang lain. Kesimpulannya, tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan melalui praktik spiritual. Sedangkan akhlak adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. 4. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Tasawuf adalah cabang dari Islam yang berfokus pada spiritualitas dan kebajikan. Istilah ini diambil dari bahasa Arab, yang berarti “jalan spiritualâ€. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan jalan yang diikuti oleh orang-orang yang mencari kebahagiaan abadi. Kebajikan dan spiritualitas ini berfokus pada upaya untuk menjadi lebih dekat dengan Allah dan mencapai ketenangan batin. Tasawuf berbeda dari akhlak dalam beberapa cara. Pertama, akhlak lebih menekankan pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial, serta mengajarkan cara menjalankan kehidupan yang jujur dan bermoral. Akhlak juga dapat membantu seseorang dalam mengatur sifat-sifat individual dan menghormati hak-hak orang lain. Akhlak terutama berfokus pada perbuatan manusia yang dianggap benar dan bijaksana. Sedangkan, fokus tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Akhlak memfokuskan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral, sedangkan tasawuf berfokus pada sifat-sifat yang lebih tinggi, seperti cinta, belas kasih, toleransi dan keikhlasan. Orang yang mempraktikkan tasawuf umumnya berusaha untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk merasakan dan menyadari kehadiran Allah, dan menjadi lebih bersifat spiritual. Kedua, tasawuf menekankan pada pengembangan spiritualitas manusia. Hal ini bertujuan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik dan bermoral. Hal ini juga berfokus pada usaha untuk mencapai kedekatan dengan Allah, yang akan membantu seseorang untuk mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan abadi. Akhlak, pada gilirannya, menekankan pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial. Ketiga, tasawuf menekankan pada pemahaman akan pengalaman spiritual dan hubungan dengan Allah. Hal ini bertujuan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuannya untuk merasakan dan menyadari kehadiran Tuhan. Akhlak, pada gilirannya, berfokus pada pengalaman moral dan sikap yang berkaitan dengan moral. Keempat, tasawuf menekankan pada praktik spiritual dan kehidupan bermoral. Hal ini bertujuan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kesadaran spiritual dan kedekatan dengan Allah. Akhlak, pada gilirannya, menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. Dalam kesimpulannya, tasawuf dan akhlak memiliki beberapa perbedaan. Tasawuf berfokus pada spiritualitas dan kebajikan, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Akhlak, pada gilirannya, berfokus pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial. Akhlak juga berfokus pada perbuatan manusia yang dianggap benar dan bijaksana. Kedua, tasawuf menekankan pada pengembangan spiritualitas manusia, sedangkan akhlak menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. Ketiga, tasawuf menekankan pada pemahaman akan pengalaman spiritual dan hubungan dengan Allah, sedangkan akhlak berfokus pada pengalaman moral dan sikap yang berkaitan dengan moral. Keempat, tasawuf menekankan pada praktik spiritual dan kehidupan bermoral, sedangkan akhlak menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. 5. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti “kebiasaan”. Akhlak adalah sikap dan tingkah laku manusia yang mencerminkan kualitas moral dan etika. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak juga mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kebaikan, kebenaran, toleransi, kasih sayang, dan rasa hormat. Akhlak menekankan pada etika dan moral yang berlaku dalam kehidupan manusia, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kehidupan yang damai dan harmonis. Sementara itu, tasawuf adalah sebuah cabang dari agama Islam yang memfokuskan pada pemahaman spiritual dan teologis. Tasawuf menekankan pada kesadaran spiritual dan pencarian jalan menuju kemaknaan hidup dan kedamaian. Prinsip tasawuf adalah untuk mencapai kebahagiaan spiritual dengan cara menemukan kesadaran diri dan mengembangkan kualitas spiritual. Ini dicapai dengan menghilangkan sifat egois manusia dan mengembangkan kualitas spiritual melalui ibadah dan meditasi. Tujuan utama dari tasawuf adalah untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi yang dapat membantu manusia mencapai tujuan hidup mereka. Kesimpulannya, walaupun ada beberapa kesamaan antara akhlak dan tasawuf, namun keduanya berbeda dalam banyak hal. Akhlak berkaitan dengan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Sementara itu, tasawuf adalah cabang dari agama Islam yang memfokuskan pada pemahaman spiritual dan teologis, yang bertujuan untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi. 6. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Akhlak dan Tasawuf merupakan dua istilah yang umumnya dikaitkan dengan budaya Islam. Kedua konsep ini memiliki beberapa persamaan, namun juga memiliki perbedaan yang signifikan, yang harus dicermati. Perbedaan utama antara Akhlak dan Tasawuf adalah bahwa Akhlak adalah konsep moral dan sosial yang berfokus pada perilaku bermoral dan etika, sedangkan Tasawuf adalah konsep spiritual yang berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Pertama, Akhlak adalah konsep moral dan sosial yang berfokus pada perilaku bermoral dan etika. Ini berarti bahwa orang yang memiliki akhlak yang baik akan selalu berpikir dan bertindak dengan cara yang mencerminkan sikap moral yang baik. Ini juga berarti bahwa orang yang memiliki akhlak yang baik akan memiliki sikap dan tindakan yang baik, yang mencerminkan etika yang baik. Misalnya, orang yang memiliki akhlak yang baik akan selalu bertindak dengan hormat terhadap orang lain dan akan menghormati hak-hak orang lain. Kedua, Tasawuf adalah konsep spiritual yang berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Istilah Tasawuf’ merujuk pada praktik spiritual yang berfokus pada peningkatan kesadaran tentang Tuhan dan hubungan dengan-Nya. Orang yang praktik Tasawuf berusaha untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan, yang dapat membantu mereka untuk lebih dekat dengan-Nya. Di dalam Tasawuf, orang juga diajarkan untuk mengendalikan emosinya dan mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Ketiga, Akhlak berfokus pada yang benar dan salah, sedangkan Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual. Akhlak berfokus pada berbagai konsep moral dan etika, yang membantu orang untuk mengidentifikasi dan mengikuti tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Tasawuf, di sisi lain, berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Keempat, Akhlak berfokus pada sikap dan perilaku manusia, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada sikap dan perilaku manusia, yang mencerminkan etika dan moral yang baik. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada hubungan dengan Tuhan, yang membantu orang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Tuhan dan hubungan dengan-Nya. Kelima, Akhlak berfokus pada tindakan yang salah dan benar, sedangkan Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual. Akhlak berfokus pada tindakan yang salah dan benar, yang membantu orang untuk mengikuti tindakan yang benar dan menghindari tindakan yang salah. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual, yang membantu orang untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan, yang dapat membantu mereka untuk lebih dekat dengan-Nya. Keenam, Akhlak berfokus pada perilaku yang mencerminkan moral yang baik, sedangkan Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual. Akhlak berfokus pada perilaku yang mencerminkan moral yang baik, yang membantu orang untuk bertindak dengan hormat terhadap orang lain dan menghormati hak-hak orang lain. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa Akhlak dan Tasawuf adalah dua istilah yang berbeda. Akhlak berfokus pada perilaku bermoral dan etika, sedangkan Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Itulah perbedaan Akhlak dan Tasawuf. 7. Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak dan Tasawuf adalah dua bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak mencakup semua aspek perilaku manusia, sedangkan Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, tetapi bagaimanapun saling terkait. Pertama, Akhlak berkaitan dengan etika dan moral yang berlaku dalam masyarakat. Ini mencakup peraturan tentang bagaimana orang harus bersikap dan bertingkah laku di hadapan orang lain, serta bagaimana mereka harus bersikap di hadapan Tuhan. Akhlak menekankan pada pengertian moral yang meliputi kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan hak asasi manusia. Kedua, Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Ini mencakup konsep pengabdian, pengorbanan, dan pengasihan. Hal ini juga terkait dengan ide-ide spiritual seperti pemahaman tentang Tuhan dan alam semesta, pengenalan akan hakikat, dan proses beribadah. Ketiga, Akhlak berfokus pada perilaku manusia di hadapan orang lain, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada perilaku yang dianggap benar dan diterima oleh masyarakat, sedangkan Tasawuf berfokus pada perjalanan spiritual untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keempat, Akhlak berfokus pada konsep moral dan etika, sedangkan Tasawuf berfokus pada konsep spiritual. Akhlak mencakup konsep-konsep seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Tasawuf mencakup konsep-konsep seperti pengabdian, pengorbanan, dan pengasihan. Kelima, Akhlak menekankan pada hakikat bahwa setiap orang memiliki hak moral untuk melakukan apa yang mereka anggap benar, sedangkan Tasawuf menekankan pada pengenalan Tuhan, dan proses beribadah. Akhlak menekankan pada peraturan moral yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan Tasawuf menekankan pada proses spiritual untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keenam, Akhlak dapat diajarkan dan dipelajari, sedangkan Tasawuf merupakan proses yang harus dijalani oleh seseorang sendiri. Akhlak dapat dipelajari melalui banyak sumber, termasuk buku-buku, kursus, dan ajaran agama. Tasawuf adalah proses spiritual yang harus dijalani oleh seseorang sendiri, dengan bantuan orang lain yang sudah berpengalaman. Ketujuh, Akhlak dan Tasawuf adalah dua bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak mencakup semua aspek perilaku manusia, sedangkan Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, tetapi bagaimanapun saling terkait. Akhlak berfokus pada perilaku manusia di hadapan orang lain, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Oleh karena itu, kedua bidang ini harus dipertimbangkan bersamaan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan. 8. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf dalam Islam dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Terlepas dari sudut pandang yang berbeda, penting untuk mengetahui perbedaan antara kedua konsep ini dan bagaimana mereka saling terkait. Pemahaman tentang perbedaan akhlak dan tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Pertama, akhlak adalah tindakan atau perilaku yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan moralitas. Akhlak selalu berkaitan dengan etika, norma sosial, dan nilai-nilai agama. Akhlak membantu orang memahami nilai-nilai Islam dan membentuk cara pandang mereka tentang bagaimana seharusnya berperilaku untuk mencapai tujuan tersebut. Akhlak juga mengajarkan nilai-nilai kepada orang agar mereka dapat mengenali dan menghormati nilai-nilai orang lain. Kedua, tasawuf adalah sebuah kata yang berasal dari kata Arab yang berarti spiritualitas’. Tasawuf membahas tentang kehidupan spiritual seseorang dan bagaimana mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual, yakni kualitas kepribadian, kualitas kehidupan, dan kualitas relasi dengan Tuhan. Ketiga, akhlak adalah sesuatu yang ditetapkan oleh agama dan merupakan sebuah perintah untuk menjalankan nilai-nilai yang ditentukan oleh agama. Akhlak adalah cara untuk menjalankan aturan agama dan membantu orang mencapai tujuan hidupnya. Akhlak membantu orang mencapai kebahagiaan dan kepuasan hidup melalui perilaku yang benar dan tepat. Keempat, tasawuf adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan spiritual. Tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual melalui pengalaman spiritual dan komitmen yang kuat terhadap Tuhan. Orang yang berjalan di jalan tasawuf akan mengalami peningkatan dalam kebajikan dan pengabdian, yang dapat mengarahkan mereka kepada kedekatan dengan Tuhan. Kelima, akhlak lebih menekankan pada etika dan moralitas dalam kehidupan seseorang. Akhlak menekankan pada perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Akhlak juga berkaitan dengan tata krama sosial dan berhubungan dengan cara pandang dan nilai-nilai orang lain. Keenam, tasawuf lebih menekankan pada pengembangan aspek spiritual dalam kehidupan seseorang. Tasawuf membantu orang mencapai kepuasan spiritual melalui pengalaman spiritual. Tasawuf menekankan pada pengabdian kepada Tuhan dan perjuangan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan. Ketujuh, akhlak menekankan pada pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak dapat membantu orang menjadi lebih baik dalam hal etika dan moralitas, dan membantu mereka menjadi warga yang bertanggung jawab dalam masyarakat. Kedelapan, tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual dan kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf membantu orang mencapai tujuan spiritualnya dengan mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan spiritual yang benar. Tasawuf memungkinkan orang mencapai kedekatan dengan Tuhan dan kebahagiaan spiritual. Pemahaman tentang perbedaan akhlak dan tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Akhlak menekankan pada pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual dan kedekatan dengan Tuhan. Dengan mengikuti ajaran akhlak dan tasawuf, orang bisa mencapai tujuan hidupnya dan mencapai kedekatan dengan Tuhan.
TujuanAkhlak dan Tasawuf dalam Pendidikan Islam. Akhlak dan tasawuf merupakan inti ajaran Islam. Akhlak dan tasawuf yang merupakan disiplin ilmu yang berdasarkan ajaran Islam bertujuan untuk membentuk watak dan pribadi muslim menempuh insan kamil, dengan cara mengharuskan mereka melaksanakan sejumlah peraturan, kewajiban serta ketentuan-ketentuannya.
Perbedaantasawuf sunni dengan tasawuf falsafi Gatot Birowo - STIE AAS. tasawuf perbandingan syariat dan hakikat emal isaac. Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf Ratih Kisdiani Riadi . Recommended. HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT Mutiara permatasari. Ilmu tasawuf Lia Lia
AbuddinNata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Cet. XIII; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), h.2 . 55. Ibnu Maskawih, Tahzib Akhlaq wa Tathir A‟raq, (Cet. I, Mesir Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang dengan baik, sistematik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau orang
keduniaan Untuk itu hasil kajian Akhlak Tasawuf secara konseptual memiliki signifikansi ilmiah dalam menghampiri nilai-nilai akhlak8 dan prinsip-prinsip tasawuf dalam kehidupan. Oleh karena itu di kalangan mahasiswa nampaknya sangat signifikan untuk dikaji materi-materi akhlak dan tasawuf, yaitu:(1 ) Menjadi faktor pendukung pembentukan
TASAWUFAKHLAKI DAN TAWASUF FALSAFI. Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak dan Tasawuf. Dosen Pengampu : Dr. Yayan Suryana M.Ag. Disusun Oleh : Kelompok 6. Qurrotu A'yunina (16720037) Yulianto (16720050) Ruci Fela (16720054) PROGRAM STUDI SOSIOLOGI.